Dunia Pendidikan kembali "Terluka" Oleh : Bpk. Moh. Lukman

Dunia pendidikan kembali berduka. Kasus perlawanan 'siswa durhaka' terhadap Guru Budi telah berujung kematian sang Guru akibat didzolimi dan dianiaya sang siswa. Peristiwa ini harus menggugah hati para pendidik anak-anak negeri.

Saatnya semua Guru sebagai Pendidik lebih menyadari lalu beraksi secara nyata dengan masing-masing ambil peran nyata sebagai "Pendidik". Moment ini harus diolah untuk menampakkan kewibawaan Guru dihadapan siswa bahwa Guru sekolah-sekolah Muhammadiyah siap mengawal anak-anak negeri menjadi generasi yang bermartabat, berperadaban dan berkemajuan". Minimal diawali dg lahirnya sikap dan tindakan nyata sang pendidik anak-anak negeri, untuk lebih peduli terhadap anak-anak didik yg menunjukkan gejala perilaku negatif sekecil apapun (termasuk peduli shalat mereka, akhlak pergaulan mereka, sikap hormatnya terhadap orang tua dan guru) dengan cara-cara sebagaimana dicontohkan oleh akhlak Rasulullah SAW. sebelum jatuh korban guru-guru Budi yang lainnya.

Ini sebenarnya masalah serius. Mungkin diawali dengan berinisiatif membangun komunikasi/dialog dengan anak-anak dan orang tua/wali siswa agar mereka sadar dan peduli betapa pentingnya membangun karakter anak-anak bangsa dalam proses pendidikan, sebagai modal utama menuju bangsa mandiri, bermartabat dan berkemajuan.

Sebagimana pesan yang disampaikan oleh Bpk. Prof. Daelamy, bahwa guru-guru di sekolah -sekolah Muhammadiyah memikul amanat utk mengerakkan menggembirakan dakwah Islam amar makruf nahi mungkar di lingkungan sekolah, menuju sekolah unggulan. * Pegiat Pendidikan Muhammadiyah Pati

Comments

  1. Guru sebaiknya pernah berdialog dengan siswa secara individual, secara personal, sehingga siswa merasa diorangkan, merasa pernah diajak berdialog.

    ReplyDelete

Post a Comment